oleh K. H. Muhammad Arifin Ilham
DALIL-DALILNYA DZIKIR, TERMASUK DALIL DZIKIR SECARA JAHAR
Dalil-dalil dzikir termasuk dalil dzikir secara jahar (agak keras)
Firman Allah swt. dalam surat Al-Ahzab 41-42 agar kita banyak
berdzikir sebagai berikut :
“Hai orang-orang yang beriman! Berdzikirlah kamu pada Allah
sebanyak-banyak nya, dan bertasbihlah pada-Nya diwaktu pagi maupun petang!”.
Dan
firman-Nya:
فَاذْكُرُونِي أذْكُرْكُمْ ...........
“Berdzikirlah
(Ingatlah) kamu pada-Ku, niscaya Aku akan ingat pula padamu!
” (Al--Baqarah :152)
Firman-Nya
:
اَلَّذِيْنَ يَذْكُرُونَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُودًا
وَعَلَى جُنوُبِهِم
“...Yakni
orang-orang dzikir pada Allah baik diwaktu berdiri, ketika duduk dan diwaktu
berbaring”. (Ali Imran :191)
Firman-Nya :
وَالذَّاكِرِيْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللهُ لَهُمْ
مَغْفِرَة
وَأجْرًا عَظِيْمٌا.
“Dan terhadap orang-orang
yang banyak dzikir pada Allah, baik laki-laki maupun wanita, Allah menyediakan
keampunan dan pahala besar”. (Al-Ahzab :35)
Firman-Nya lagi :
الَّذِيْنَ آمَنُوا وَ تَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم
بِذِكْرِ اللهِ
ألآ بِذِكْرِ الله تَطْمَئِنُّ الـقُلُوبُ.
“Yaitu orang-orang
yang beriman, dan hati mereka aman tenteram dengan dzikir pada Allah. Ingatlah
dengan dzikir pada Allah itu, maka hatipun akan merasa aman dan
tenteram”. (Ar-Ro’d : 28)
Dalam hadits qudsi,
dari Abu Hurairah, Rasul saw. bersabda : Allah swt.berfirman
:
اَنَا
عِنْدَ ظَنِّ عَبْـدِي بِي, وَاَنَا مَعَهُ حِيْنَ يَذْكـرُنِي, فَإنْ ذَكَرَنِي
فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي وَإنْ ذَكَرَنِي فِي مَلاَءٍ ذَكَرْتُهُ فِي
مَلاَءٍ خَيْرٍ مِنْهُ وَإنِ اقْتَرَبَ اِلَيَّ شِبْرًا اتَقَرَّبْتُ إلَيْهِ
ذِرَاعًا وَإنِ اقْتَرَبَ إلَيَّ ذِرَاعًا اتَقـَرَّبْتُ إلَيْهِ بَاعًـا وَإنْ
أتَانِيْ يَمْشِيأتَيْتُهُ هَرْوَلَة.
“Aku ini menurut
prasangka hambaKu, dan Aku menyertainya, dimana saja ia berdzikir pada-Ku. Jika
ia mengingat-Ku dalam hatinya, maka Aku akan ingat pula padanya dalam hati-Ku,
jika ia mengingat-Ku didepan umum, maka Aku akan mengingatnya pula didepan
khalayak yang lebih baik. Dan seandainya ia mendekatkan dirinya kepada-Ku
sejengkal, Aku akan mendekatkan diri-Ku padanya sehasta, jika ia mendekat
pada-Ku sehasta, Aku akan mendekatkan diri-Ku padanya sedepa, dan jika ia
datang kepada-Ku berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari”. (HR.
Bukhori Muslim, Turmudzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Baihaqi).
Allamah Al-Jazari
dalam kitabnya Miftaahul Hishnil Hashin berkata : ‘Hadits diatas ini terdapat
dalil tentang bolehnya berdzikir dengan jahar/agak keras’. Imam Suyuthi juga
berkata: ‘Dzikir dihadapan orang orang tentulah dzikir dengan jahar, maka
hadits itulah yang menjadi dalil atas bolehnya’
Hadits qudsi dari
Mu’az bin Anas secara marfu’: Allah swt.berfirman:
قَالَ
اللهُ تَعَالَى: لاَ يَذْكُرُنِي اَحَدٌ فِى نفْسِهِ اِلاَّ ذَكّرْتُهُ فِي مَلاٍ
مِنْ مَلاَئِكَتِي
وَلاَيَذْكُرُنِي
فِي مَلاٍ اِلاَّ ذَكَرْتُهُ فِي المَلاِ الاَعْلَي.
“Tidaklah seseorang
berdzikir pada-Ku dalam hatinya kecuali Akupun akan berdzikir untuknya
dihadapan para malaikat-Ku. Dan tidak juga seseorang berdzikir pada-Ku
dihadapan orang-orang kecuali Akupun akan berdzikir untuknya ditempat yang
tertinggi’ “. (HR. Thabrani).
At-Targib wat-tarhib
3/202 dan Majma’uz Zawaid 10/78. Al Mundziri berkata : ‘Isnad hadits diatas ini
baik (hasan). Sama seperti pengambilan dalil yang pertama bahwa berdzikir
dihadapan orang-orang maksudnya adalah berdzikir secara jahar ’ !
Hadits dari Abu
Hurairah sebagai berikut:
سَبَقَ
المُفَرِّقُونَ, قاَلُوْا: وَمَا المُفَرِّدُونَ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ
الذَّاكِرُونَ اللهَ كَثِيْرًاوَالذَّاكِرَاتِ (رواه المسلم)
“Telah majulah orang-orang istimewa! Tanya mereka
‘Siapakah orang-orang istimewa?’ Ujar Nabi saw. ‘Mereka ialah orang-orang yang
berdzikir baik laki-laki maupun wanita’ ”. (HR. Muslim).
Hadits dari Abu Musa Al-Asy’ary ra sabda Rasul saw.:
‘Perumpamaan orang-orang yang dzikir pada Allah dengan yang tidak, adalah
seperti orang yang hidup dengan yang mati!” (HR.Bukhori).
Dalam riwayat Muslim: “Perumpamaan perbedaan antara rumah yang dipergunakan
dzikir kepada Allah didalamnya dengan rumah yang tidak ada dzikrullah
didalamnya, bagaikan perbedaan antara hidup dengan mati”.
Hadits dari Abu Sa’id Khudri dan Abu Hurairah ra. bahwa mereka mendengar
sendiri dari Nabi saw. bersabda :
لاَ
يَقْـعُدُ قَوْمٌ يَذْكُـرُنَ اللهَ تَعَالَى إلاَّ حَفَّتْـهُمُ المَلاَئِكَةُ
وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمةُ, وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمْ اللهُ
فِيمَنْ عِنْدَهُ.
“Tidak satu kaumpun
yang duduk dzikir kepada Allah Ta’ala, kecuali mereka akan dikelilingi
Malaikat, akan diliputi oleh rahmat, akan beroleh ketenangan, dan akan
disebut-sebut oleh Allah pada siapa-siapa yang berada disisi-Nya”. (HR.Muslim,
Ahmad, Turmudzi, Ibnu Majah, Ibnu Abi Syaibah dan Baihaqi).
Hadits dari Mu’awiyah
:
خَرَجَ
رَسُولُ الله (صَ) عَلَى حَلَقَةِ مِنْ أصْحَابِهِ فَقَالَ: مَا اَجْلََسَكُم ؟
قَالُوْا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللهَ تَعَالَى وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا
لِلإسْلاَمِِ وَمَنَّ بِهِ عَلَيْنَا قَالَ: اللهُ مَا أجْلَسـَكُمْ إلاَّ ذَالِك
؟ قَالُوْا وَاللهُ مَا اَجْلَسَنَا اِلاَّ ذَاكَ. قَالَ : اَمَا إنِّي لَمْ
أسْتَخْلِفكُم تُهْمَةُ لـَكُمْ, وَلَكِنَّهُ أتَانِي جِبْرِيْلُ فَأخْـبَرَنِي
أنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبـَاهِي بِكُمُ المَلآئِكَةَ.
“Nabi saw. pergi
mendapatkan satu lingkaran dari sahabat-sahabatnya, tanyanya ‘Mengapa
kamu duduk disini?’ Ujar mereka : ‘Maksud kami duduk disini adalah untuk dzikir
pada Allah Ta’ala dan memuji-Nya atas petunjuk dan kurnia yang telah
diberikan-Nya pada kami dengan menganut agama Islam’. Sabda Nabi saw.
‘Demi Allah tak salah sekali ! Kalian duduk hanyalah karena itu. Mereka
berkata : Demi Allah kami duduk karena itu. Dan saya, saya tidaklah minta
kalian bersumpah karena menaruh curiga pada kalian, tetapi sebetulnya Jibril
telah datang dan menyampaikan bahwa Allah swt. telah membanggakan kalian
terhadap Malaikat’ “. (HR.Muslim)
Diterima dari Ibnu
Umar bahwa Nabi saw. bersabda :
إذَا
مَرَرْتُم بِرِيَاضِ الجَنَّة فَارْتَعُوْا, قَالُوا: وَمَا رِيَاضُ الجَنَّة يَا
رَسُولُ الله ؟ قَالَ: حِلَقُ الذِّكْرِ فَإنَّ لِلَّهِ تَعَالَى سَيَّرَاتٍ مِنَ
المَلآئِكَةَ يَطْلُبُونَ حِلَـقَ الذِّكْرِ فَإذَا أتَوْا عَلَيْهِمْ
حَفُّوبِهِمْ.
“Jika kamu lewat di
taman-taman surga, hendaklah kamu ikut bercengkerama! Tanya mereka : Apakah itu
taman-taman surga ya Rasulallah? Ujar Nabi saw. : Ialah lingkaran-lingkaran
dzikir karena Allah swt. mempunyai rombongan pengelana dari Malaikat yang
mencari-cari lingkaran dzikir. Maka jika ketemu dengannya mereka akan duduk
mengelilinginya”.
Hadits riwayat
Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulallah saw.bersabda
:
عَنْ
أبِيْ هُرَيْرَة(ر) قَالَ: رَسُولُ الل.صَ. : إنَّ اللهَ مَلآئِكَةً يَطًوفُونَ
فِي الطُُّرُقِ يَلتَمِسُونَ أهْلِ الذّكْرِ, فَإذَا وَجَدُوا قـَوْمًا
يَذْكُرُونَ اللهَ تَناَدَوْا : هَلُمُّـوْا إلَى حَاجَتِكُمْ, فَيَحُفّـُونَهُمْ
بِأجْنِحَتِهِمْ إلَى السَّمَاءِ, فَإذَا تَفَرَّقُوْا عَرَجُوْا وَصَعِدُوْا
اِلَى السَّمَاءِ فَيَسْألُهُمْ رَبُّـهُم ( وَهُوَ أعْلَمُ بِهِمْ ) مِنْ
اَيْنَ جِئْتُمْ ؟ فَيَقُوْلُوْنَ : جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عَبَيْدٍ فِي الاَرْضِ
يُسَبِّحُوْنَكَ وَيُكَبِّرُوْنَكَ وَيُهَلِّلُوْنَكَ. فَيَقُوْلُ : هَلْ
رَأوْنِي؟ فَيَقُولُوْنَ : لاَ, فَيَقُوْلُ : لَوْ رَأوْنِي؟ فَيَقوُلُوْنَ : لَوْ
رَأوْكَ كَانُوْا اَشَدَّ لَكَ عِبَادَةً, وَ اَشَدَّ لَكَ تَمْجِيْدًا وَاَكْثَرَ
لَكَ تَسْبِيْحًا, فَيَقُوْلُ : فَمَا يَسْألُنِى ؟ فَيَقوُلُوْنَ : يَسْألُوْنَكَ
الجَنَّةَ, فَيَقُوْلُ : وَهَلْ رَأوْهَا ؟ فَيَقُولُوْنَ : لاَ, فَيَقُوْلُ :
كَيْفَ لَوْ رَأوْهَا ؟ فَيَقُولُوْنَ : لَوْ اَنَّهُمْ رَأوْهَا كَانُوْا اَشَدَّ
عَلَيْهَا حِرْصًا وَ اَشَدَّ لَهَا طَلَبًا وَاَعْظَمَ فِيهَا رَغْبَةً.
فَيَقُوْلُ : فَمِمَّا يَتَعَوَّذُوْنَ ؟ فَيَقولُوْنَ : مِنَ النَّارِ,
فَيَقُوْلُ : وَهَلْ رَأوْهَا ؟ فَيَقُولُوْنَ : لاَ, فَيَقُوْلُ : كَيْفَ لَوْ
رَأوْهَا ؟ فَيَقُلُوْنَ : لَوْ رَأوْهَا كاَنُوْا اَشَدَّ مِنْهَا فِرَارًا,
فَيَقُوْلُ : اُشْهِدُكُمْ اَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ, فَيَقُوْلُ مَلَكٌ مِنَ
المَلاَئِكَةِ : فُلاَنٌ فَلَيْسَ مِنهُمْ, اِنَّمَا جَائَهُمْ لِحَاجَةٍ
فَيَقُوْلُ : هًمْ قَوْمٌ لاَ يَشْقَى جَلِيْسُهُمْ.
“Sesungguhnya
Allah memilik sekelompok Malaikat yang berkeling dijalan-jalan sambil
mencari orang-orang yang berdzikir. Apabila mereka menemu- kan sekolompok orang yang berdzikir
kepada Allah, maka mereka saling menyeru :'Kemarilah kepada apa yang kamu semua
hajatkan'. Lalu mereka mengelilingi orang-orang yang berdzikir itu dengan
sayap-sayap mereka hingga kelangit. Apabila orang-orang itu telah berpisah
(bubar dari majlis dzikir) maka para malaikat tersebut berpaling dan naik
kelangit. Maka bertanyalah Allah swt. kepada mereka (padahal Dialah yan
lebih mengetahui perihal mereka). Allah berfirman :
Darimana kalian semua ? Malaikat berkata : Kami datang dari sekelompok hambaMu
dibumi. Mereka bertasbih, bertakbir dan bertahlil kepadaMu. Allah berfirman :
Apakah mereka pernah melihatKu ? Malaikat berkata: Tidak pernah !
Allah berfirman : Seandainya mereka pernah melihatKu ? Malaikat berkata: Andai
mereka pernah melihatMu niscaya mereka akan lebih meningkatkan ibadahnya
kepadaMu, lebih bersemangat memujiMu dan lebih banyak bertasbih padaMu. Allah
berfirman: Lalu apa yang mereka pinta padaKu ? Malaikat berkata: Mereka
minta sorga kepadaMu. Allah berfirman : Apa mereka pernah melihat sorga
? Malaikat berkata : Tidak pernah! Allah berfirman: Bagaimana kalau mereka
pernah melihatnya? Malikat berkata: Andai mereka pernah melihanya niscaya
mereka akan bertambah semangat terhadapnya, lebih bergairah memintanya dan
semakin besar keinginan untuk memasukinya. Allah berfirman: Dari hal apa mereka
minta perlindungan ? Malaikat berkata: Dari api neraka. Allah berfirman : Apa
mereka pernah melihat neraka ? Malaikat berkata: Tidak pernah! Allah
berfirman: Bagaimana kalau mereka pernah melihat neraka ? Malaikat berkata:
Kalau mereka pernah melihatnya niscaya mereka akan sekuat tenaga menghindarkan
diri darinya. Allah berfirman: Aku persaksikan kepadamu bahwasanya Aku telah
mengampuni mereka. Salah satu dari malaikat berkata : Disitu ada seseorang
yang tidak termasuk dalam kelompok mereka. Dia datang semata-mata karena ada satu keperluan (apakah mereka akan
diampuni juga ?). Allah berfirman : Mereka (termasuk seseorang ini) adalah
satu kelompok dimana orang yang duduk bersama mereka tidak akan
kecewa".
Dalam riwayat Muslim ada tambahan pada kalimat terakhir : 'Aku ampunkan
segala dosa mereka, dan Aku beri permintaan mereka'.
Empat hadits terakhir ini jelas menunjukkan keutamaan kumpulan majlis
dzikir, Allah swt.akan melimpahkan rahmat, ketenangan dan ridho-Nya pada para
hadirin
Hadist lainnya adalah:
Dzikir berjama’ah itu
memang bukan wajib.
Tapi bukan pula bid’ah karena itu memang pernah dilakukan oleh Nabi dan para sahabat serta tidak ada larangannya:
Tapi bukan pula bid’ah karena itu memang pernah dilakukan oleh Nabi dan para sahabat serta tidak ada larangannya:
Dari Ibnu ’Abbas Ra.
berkata: “bahwasanya dzikir dengan suara keras setelah selesai shalat wajib
adalah biasa pada masa Rasulullah SAW”. Kata Ibnu ’Abbas, “Aku segera tahu
bahwa mereka telah selesai shalat, kalau suara mereka membaca dzikir telah
kedengaran”.[Lihat Shahih Muslim I, Bab Shalat. Hal senada juga diungkapkan
oleh al Bukhari (lihat: Shahih al Bukhari hal: 109, Juz I)]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar